Tempat Diijabahnya Doa

Perjalanan ibadah haji atau umrah seseorang, tampaknya tidak bisa dilepaskan ­juga dari hasrat untuk ­menyampaikan berbagai keinginan dan harapan yang terangkai dalam untaian doa.

Doa adalah permohonan ke­pada Allah agar Dia menda­tangkan sesuatu yang ber­man­­­faat dan menjauhkannya dari se­gala  kemudaratan. Menurut Dr Wahbah Al Juhaily, doa adalah meminta kemanfataan dan menolak kemuda­rat­an, yang esensinya adalah ibadah.

Bagi setiap Muslim, hampir dapat dipastikan di setiap ibadah selalu diiringi dengan doa, seperti dalam salat, haji, umrah, berzakat, bahkan doa juga menyertai aktivitas ke­seharian lainnya. Orang mukmin juga berkeyakinan, ber­­doa merupa­kan aktivitas yang usia­nya sama dengan usia kehidupan ma­nusia di dunia. Nabi Adam as, manusia pertama yang diciptakan Allah swt, sejak ­awal sudah menunjukkan kebiasa­an berdoa yang kemudian doanya dilestarikan Allah (QS Al A’raf 7: 23).

Doa adalah komunikasi seorang ma­nusia dengan Khalik (Pencipta­nya). Se­tiap orang berhak untuk melantun­kan doa. Sebaliknya, Allah swt satu-satunya Zat Pemilik Hak penuh untuk  menjawab setiap doa hamba-Nya. Inilah pentingnya bagaimana memba­ngun komuni­kasi dengan Allah agar doa itu ­efektif dan diijabah Allah swt. ­

Untuk terjalinnya komunikasi yang baik, Allah dan Rasul-Nya telah memberikan gambaran yang cukup lengkap mengenai siapa, kapan, dan di mana doa sebaiknya di­lantunkan. Pada prinsipnya berdoa ­dapat dilakukan kapan dan di mana pun, karena Allah Maha­meliputi seluruh alam, bahkan dinya­ta­kan, Allah itu lebih dekat dibanding­kan dengan urat leher manusia. Namun, terdapat beberapa waktu, tempat, dan kondisi tertentu yang perlu diapresiasi dalam berdoa.

Terdapat beberapa kondisi manusia yang doanya pasti diijabah oleh Allah, yaitu orang yang di­zalimi, orang  yang dalam perjalan­an, doa orangtua kepada anaknya, doa orang yang ber­puasa, doa pemimpin yang adil, doa Muslim kepada saudaranya (Muslim lainnya) tanpa sepengetahuan yang didoakan, dan doa anak kepada orangtuanya.

Selain itu, terdapat juga ketentuan waktu dan tempat ijabah doa. Waktu-waktu ijabah doa itu meliputi akhir se­pertiga malam, ­antara azan dan ­ikamat, hari Jumat, sesudah selesai salat fardu, dan waktu sedang ber­sujud. Ada­pun tempat-tempat yang digolong­kan sebagai tempat ijabah doa hampir seluruhnya berada di Tanah Su­ci, terutama di seputar Masjidilha­ram.

Pertama Multazam, dikenal se­bagai kawasan sempit dinding Kabah antara sudut Hajar Aswad sampai dengan pin­tu Kabah. Kawasan ini selalu menjadi rebutan jamaah haji maupun ­  umrah untuk merapat ke dinding Kabah kemudian berdoa. Menurut keterang­an para sahabat, Rasulullah berdiri kemudian menempelkan dada, kedua tangan, dan pipinya di tempat ini.

Kedua, di belakang Maqam Ibrahim. Nama sebuah batu yang dijadikan tempat bertumpu ketika Nabi Ibrahim as membangun Kabah. Batu yang di atas permukaannya terdapat tapak kaki ­Na­bi Ibrahim itu sekarang diberi tempat khusus dan ditempatkan lebih kurang 11 meter dari dinding Kabah antara Ha­jar Aswad dan ­Hijir Ismail. Selain sekadar bertumpu, di sini pula doa-doa Nabi Ibrahim dilantunkan yang ke­mudi­an dikabulkan oleh Allah swt, mulai dari doanya tentang Kota Mekah, ­sampai harapannya untuk melahirkan para nabi dari keturunannya.

Ketiga, Hijir Ismail disebut juga Ha­thim (yang terpotong), tempat yang mem­bentuk setengah lingkaran. Di­ ­da­lam Hijir Ismail itu, setiap saat ­jemaah berebut masuk, salat, dan ber­doa ter­utama tepat di bawah talang air sambil menempelkan tangan atau pipinya masing-masing ke dinding Kabah. 

Sekalipun dahulu tidak termasuk area Masjidilharam, kedua tempat ini juga tidak luput dari perhatian Rasulullah. Setiap kali beliau ber­ada di ­tempat ini, di setiap perjalan­an sainya, beliau sengaja menghadap ke Kabah, m­e­nengadahkan tangan, melantunkan tak­bir dan tahlil diselingi doa-doa. 

Kedua tempat yang sekarang masuk area Masjidilharam ini dikenal dengan ­bu­kit Shafa dan bukit Marwah. Kedua bu­kit ini termasuk tempat dijabahnya doa. ***



Dikdik Dahlan Lukman
Artikel ini telah diterbitkan di HU Pikiran Rakyat 07-05-2019