Umrah Bentuk Sifat Bijaksana

YAYA SUNARYA
Pembimbing Haji Plus dan Umrah Qiblat Tour


Salah satu istilah yang populer di kalangan masyarakat adalah  ”pengetahuan”. Istilah tersebut menjadi bersahabat di telinga masyarakat, mulai dari masyarakat biasa hingga masyarakat ­istimewa.

Namun, tidak sedikit orang mengerutkan keningnya ketika disodorkan pertanyaan apakah makna pengetahuan itu? Pengetahuan adalah sesuatu yang kita ketahui berupa asupan informasi yang diperoleh akibat interaksi antara pancaindra dengan suatu objek. Pro­sesnya bisa ditempuh dengan cara melihat, merasa, meraba, dan sebagainya.
Luas dan tidaknya pengetahuan seseorang, bergantung pada luas dan tidaknya interaksi atau pergaulan seseorang tersebut dengan orang lain dan lingkungannya. Apabila pergaulannya luas, maka pengetahunnya menjadi luas, wawasannya pun luas. Ia akan memiliki banyak cara pandang, metode, analisis berikut solusinya dalam menghadapi suatu persoalan. Ujung-ujungnya, ia akan bijaksana dalam menghadapi persoalan tersebut.
Begitupun halnya dalam mema­hami agama. Semakin banyak pengetahuan agama seseorang, ia semakin bijak dalam menghadapi kompleksitas persoalan agama.
Salah satu media ampuh untuk membentuk seseorang memiliki sifat bijaksana adalah melalui haji dan umrah. Setelah melewati bulan haji, di pengujung November atau awal Desember nanti, umrah menjadi awal ”buruan” perjalanan ibadah bagi orang-orang yang memiliki ”dahaga spiritual”.
Dengan pergi umrah, kita akan memiliki banyak pengetahuan, terlebih pengetahuan keagamaan. Betapa tidak, ketika kita tiba di Tanah Suci, kita bertemu dengan ribuan manusia yang memiliki karakter, adat, dan kebiasaan yang berbeda. Perbedaan-perbedaan itu tampak dari sikap dan perilaku mereka, seperti cara berpakaian, makan, minum, dan beribadah.
Ketika umrah, perbedaan-perbedaan semakin kita rasakan. Hal itu menyadarkan kita bahwa kita harus legowo menerima berbagai perbedaan. Namun, ketika kumandang azan tiba, semua perbedaan itu ditanggalkan, dan semuanya menuju panggilan yang satu, yaitu panggilan Allah.
Mereka menuju rumah yang satu, yaitu Baitullah. Mereka juga bergegas menuju tujuan yang satu, yaitu ber­ibadah kepada Allah. Itulah indahnya ajaran Islam.
Ketika umat manusia dari berbagai penjuru dunia salat di Tanah Suci, kita bisa menyaksikan perbedaan-perbedaan dalam tata-cara gerakan (kaifiyat) salat. Setidaknya perbedaan itu tampak dari tata cara takbiratul ihram, ruku, sujud, dan tasyahud.
Satu sampai dengan dua hari, perbedaan dalam gerakan salat itu mungkin ganjil dalam pikiran kita. Namun, di hari berikutnya kita semakin tahu dan paham, bahkan hal itu menyadarkan kita betapa indahnya perbedaan, termasuk perbedaan dalam tata cara ibadah. Semenjak itulah kita menjadi bijaksana ketika melihat perbedaan dalam kaifiyat ibadah. Semenjak itu pula kita bijaksana dalam menyikapi persoalan kehidupan. Itulah salah satu hikmah ibadah umrah, yakni mampu membentuk pribadi-pribadi yang bijaksana.
Semoga kita menjadi hamba Allah yang bijaksana.***

Artikel ini telah diterbitkan di HU Pikiran Rakyat 18-11-2014