Umrah dan Permasalahannya
Umrah itu mudah dan murah dibandingkan dengan perjalanan akhirat dan dengan pahala surga. Yang mahal itu, membebaskan diri dari hati yang kotor dan tertutup dari hidayah, juga dari jiwa yang terpisah dari akhirat, serta dari sikap yang enggan untuk bersyukur kepada Allah swt.
Di dalam hati yang bersih dan iman yang kuat akan terbuka jalan menuju kebaikan dan rida Allah swt. Terbuka juga jalan menuju sukses yang diberkahi oleh Allah swt. Untuk itu, perjuangan yang berat bagi seorang Muslim bukan bekerja kerasnya, melainkan membebaskan diri dari jiwa, pikiran, dan perilaku yang salah.
Bagi seorang yang beriman, mengeluarkan biaya untuk ibadah umrah bukanlah pemborosan apalagi kesia-siaan. Rasulullah saw bersabda, ”Nafkah yang kamu keluarkan untuk ibadah haji (dan umrah), sama dengan nafkah yang kamu keluarkan untuk sabilillah. Satu dirham yang kau keluarkan untuk ibadah haji, akan diganti dan dilipatgandakan 700 kali lipat.” (HR Ahmad).
Jadi uang yang dikeluarkan untuk ibadah haji dan umrah bukan berkurang, tetapi dilipatgandakan 700 kali lipat dan pahalanya akan dinikmati kelak di hari kiamat. Sementara itu, uang yang ada dalam dompet atau yang ada dalam rekening bank belum tentu milik Anda. Boleh jadi uang yang di dompet dan yang di rekening bank itu milik ahli waris atau boleh jadi milik dokter dan sebagainya.
Bagi mereka yang sudah dikaruniai rezeki yang cukup dan badan yang sehat, dinanti kunjungannya oleh Allah swt. Rasulullah saw bersabda dalam hadis Qudsi, ”Seseorang hamba yang telah Aku karuniai badan yang sehat dan rezeki yang lapang, tetapi tidak mau bertamu kepada-Ku setelah empat tahun, terlarang (bagi mereka untuk memperoleh rahmat Allah swt).” (HR Thabarani).
Itu permasalahan yang berhubungan dengan jiwa dan pola pikir. Permasalahan yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan umrah antara lain kepastian, kenyamanan, dan keabsahan dalam ibadah umrah.
Tidak sedikit jemaah umrah yang tidak mendapatkan kepastian dalam keberangkatan, layanan, dan akomodasi, baik hotel maupun alat transportasi.
Ada trevel yang menawarkan biaya umrah murah sebagai alat promosi untuk mendapatkan jemaah yang banyak. Ada pula yang menjanjikan layanan menggiurkan, tetapi tidak sedikit jemaah yang kecewa setelah mengikuti ajakannya.
Oleh karena itu, calon jemaah haji dan atau umrah harus pandai-pandai mencari tahu tentang keabsahan dan kredibilitas travel atau KBIH. Pertama, lihat data resminya di kantor Kemenag atau langsung buka di internet.
Kedua, jangan tertarik oleh harganya dulu, tetapi tanyakan hotel, katering, dan pesawat apa yang digunakan. Jangan tergiur pula oleh hotel bintang 4 atau bintang 5-nya, karena hotel berbintang di Mekah dan Madinah berbeda dengan hotel berbintang di Indonesia yang standarnya jelas.
Tanyakan berapa jauh dari hotel ke masjid (Masjid Nabawi atau Masjidilharam). Hotel-hotel yang jauh dari Masjidilharam harganya memang murah, tetapi jauhnya jarak ke masjid menyebabkan jemaah enggan menjalankan ibadah secara rutin, sebagaimana jemaah yang tinggal di hotel yang dekat ke Masjidilharam atau Masjid Nabawi.
Harus ditanyakan juga kateringnya apakah katering dari hotel atau katering bawaan luar, karena harganya jauh. Katering bawaan dari luar hotel, sekali makan bisa 10-15 riyal. Sementara katering hotel sekali makan bisa 60 riyal-80 riyal. Padahal satu hari tiga kali makan.
Semoga Allah swt memberi jalan kemudahan untuk hamba Allah swt yang berniat menjalankan ibadah haji dan atau umrah dengan layanan yang baik, jujur, dan tepercaya.***
Dedi Mulyasana
Pembimbing Haji dan Umrah Qiblat Tour
Dosen Pascasarjana Uninus
Artikel ini telah diterbitkan di HU Pikiran Rakyat 04-02-2020